Ku Percaya Selalu Ada Sesuatu di Jogja

Hai, udah lama banget ya aku gak nulis lagi disini.
Hari ini Selasa, 5 Maret 2024. Malam ini for the first time my heart is break cause of her.

Gini ya rasanya kecewa sama seseorang. Sejak 2018 mengenal, baru pertama kali ini kamu mengecewakanku.
Maaf jika selama ini aku membuatmu menunggu, bahkan sampai sekarang.
Bukannya gamau, tapi aku menunggu waktu dan kondisi yang tepat.
Bukan kamu saja yang menanti, tapi aku juga.
Semoga penantian panjang ini membuahkan hasil terbaik.
Terbaik untukku dan juga untukmu.

Tapi terlepas dari ini semua, please. Please jangan pernah mengubah sikapmu.

Selayaknya sahabat, kita akan terus bermain bersama.
Hingga nanti, saat sahabat berubah jadi cinta.

Kota Jogja merupakan kota yang akan selalu menjadi rumah keduaku untuk berpulang.
Kota yang membuatku berkembang.
Kota yang membuatku menemukanmu.
Di saat terakhir kalinya aku meninggalkan kota ini setelah urusan pendidikanku telah selesai di kota ini, aku senang sekali bisa bersamamu.

Saat itu, malam itu, cuacanya gerimis dan di jantung kota Jogja, kau menemaniku berjalan menuju Stasiun Yogyakarta. Hal teromantis selama aku tinggal di jogja, 30 Desember 2023. Di hari terakhir aku ada di Jogja setelah usai menempuh pendidikan.

Karena itulah aku semakin percaya kalau selalu ada sesuatu di Jogja. Selalu ada hal yang akan membuatku kembali untuk tinggal di kota Jogja.

-APP-

Olahraga Basket

Sinar sang surya dengan lembut menerpa tiga muka yang menatap ke arah timur. Getaran pita suara saling membicarakan tentangnya. Teringat kisah yang telah berakhir hampa.

Kisah anak introvert yang sadar akan keadaan. Seorang pengamat. Seorang pendengar. Yang diam diam mengamati, diam diam mendengarkan. Dia ada tapi tiada. Dia mungkin tiada tapi dia ada di lingkungannya. Menikmati keramaian dalam kesunyian. Mendengarkan pembicaraan dalam kebisuan. Mengikuti alur pembicaraan tapi hanya dalam pikiran. Bukan tidak berani. Ada keraguan di setiap tindakan. Mungkin orang menganggap penyakit kejiwaan. Ia pasif, misterius, dan diam. Padahal dalam pikirannya terdapat pemikiran yang simpang siur berdebat. Antara bertindak atau tidak. Ah sudahlah, banyak orang yang menganggapnya tiada.

Seragam putih & biru kehijauan berjalan di pagi sekitar jam delapan.
A-D-F ~ Su4nova

Merindu

Terangkum cerita sang putih abu abu. Kurasa rindu tentang apa yang mereka bicarakan. Kurasa candu tentang artinya kebersamaan. 42 anak kecil yang berjuang bersama, mengayuh asa dan cita. Ada Apa Dengan Cerita ? Ceritanya yang telah usai kini kembali mengusik pikiranku. Alunan lagu tentangnya bermelodi indah nan mesra.

Canda tawa air mata bahagia hadir di sebelas ipa dua ~

X MIPA 2

Pulau Labengki



Nama Raja Ampat tidak asing lagi bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Semua perhatian tertuju pada wilayah timur Indonesia, yaitu Papua. Tak kalah dengan Papua, Sulawesi Tenggara juga terdapat gugusan pulau karang yang berderet hingga menjadi gugusan pulau karang besar dan kecil, yang diberi nama Pulau Labengki.
Pulau Labengki masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Banyak yang bilang Pulau Labengki mirip Raja Ampat, alias Raja Ampat-nya Sulawesi Tenggara. Hal ini cukup berdasar karena di Pulau Labengki berdiri sejumlah gugusan pulau karang besar dan kecil sehingga dipetakan menjadi Pulau Labengki besar dan Pulau Labengki kecil.
Selain memiliki puluhan titik penyelaman yang cukup berkelas, lokasi ini juga menjadi penempatan salah satu spesies kima terbesar di dunia, yaitu Kimabo. Ukuran kima-nya mencapai 50cm dan tercatat sebagai kima terbesar kedua di dunia. Lokasi ini juga dijadikan pusat penelitian spesies kima oleh para akademisi dan ilmuwan kelautan karena terdapat penangkaran sejumlah spesies kima oleh tim konservasi kima toli-toli.
Pulau Labengki terkenal dengan sebutan “Giant Clam Marine Park Reservation” dan sungguh terumbu karangnya besar dan cantik. Snorkling pun menjadi pilihan untuk menikmati keindahan alam dasar bawah laut. Gradasi warna laut dan pantai, ditambah pula terdapat Teluk Cinta, menambah kiluan cantik dan apik alam Labengki. Sungguh indah Indonesiaku.

Cerpen . . .

Hello friends . . . Kali ini saya akan mem-post-ing cerita pendek yang terinspirasi dari salah satu pengalaman saya sendiri. Okay let's go!

Sunyi, beribu - ribu, bahkan berjuta - juta, entah? Awan - awan membuat uap air begitu banyaknya senja ini, membuat dewi malam tak dapat menghadiri pertemuannya. Membuatku pula terpaku di sofa dengan selimutku. Bosan, hanya itu. Kuangkat lenganku, menggapai smartphoneku yang seketika itu tergeletak di atas meja ruang keluarga. Sejenak bingung mengelilingi kepalaku, akhirnya kuputuskan untuk bermain sosial game online, beberapa chat aku terima, sapaan "hello" memenuhi chat ku kala itu, mataku tertuju pada pengguna bernamakan "□", kujawab sapaannya. "Hello, I am Indonesian" seketika □ menjawab "I am Russian, I am 13 years old". Percakapanku dengan □ berlanjut hingga ke topik tentang negara kami masing - masing. ya, □ memang sudah akrab denganku. "Tandus, Kering, nggak lucu", ungkapan terakhir ketika membaca cerpenku ini.

Wisata di Atas Awan

Indonesia, negeri yang memiliki berbagai macam tempat - tempat yang menarik. Salah satu dari tempat itu berada di bagian timur Pulau Jawa, terletak di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kab. Lumajang. Banyak traveler menyebutnya dengan sebutan B29. B29 artinya Bukit 2900 mdpl. Dan menurut cerita bukit ini dulunya adalah bukit terlarang.  Di sini terlihat pemandangan gunung bromo dan gunung semeru dari sisi yang berbeda. Menambah pesona tersendiri dari B29 ini.